Kamis, 11 Februari 2010

Ciri-ciri Menjadi seorang komikus

Sebagian orang memang memiliki bakat yng tersimpan dan terpendam di dlam jati dirinya itu untuk itulah 'kita hrus dpat/mnemukan bkat yng kita miliki seperti menjadi seorang komikus 'ciri2 nya yaitu:
1.sbar dlam mlakukan sgala hal
2.infensif /ingin mlakukan percobaan (eksperimen)
3.mmpunyai rasa tnggung jwab 4.memiliki rasa tnggung jawab 5.berusaha
nah" itulah teman-teman klau kmu ingin mnjadi seorang komikus yng hebat ' ayo kita mulai sejak sekarang".

Ciri-ciri Menjadi seorang komikus

Sebagian orang memang memiliki bakat yng tersimpan dan terpendam di dlam jati dirinya itu untuk itulah 'kita hrus dpat/mnemukan bkat yng kita miliki seperti menjadi seorang komikus 'ciri2 nya yaitu:
1.sbar dlam mlakukan sgala hal
2.infensif /ingin mlakukan percobaan (eksperimen)
3.mmpunyai rasa tnggung jwab 4.memiliki rasa tnggung jawab 5.berusaha
nah" itulah teman-teman klau kmu ingin mnjadi seorang komikus yng hebat ' ayo kita mulai sejak sekarang".

Rabu, 10 Februari 2010

komik-komik

Manga di Jepang

Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri dari beberapa judul komik yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu (satu chapter/bab). Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti "ジョジョの奇妙な冒険 / Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre Adventure / Misi Rahasia". Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan istilah ANIME) contohnya adalah seperti Naruto, Bleach dan One Piece

Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat berdasarkan dari novel / visual novel, contohnya adalah "Basilisk" (tidak beredar di Indonesia) berdasarkan dari novel "甲賀忍法帖, Kōga Ninpōchō" oleh Futaro Yamada, yang menceritakan pertarungan antara klan ninja Tsubagakure Iga dan klan ninja Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari segi sejarah, seperti sejarah Tiga Kerajaan (The Three Kingdom) seperti Legenda Naga (Ryuuroden) dan sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar benar ada, ada juga yang memakai tokoh fiktif

Tokoh Goku dalam Dragonball Evolution

Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebut tankōbon (atau kadang dikenal sebagai istilah volume). Komik dalam bentuk ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan berguna buat orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankōbon inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di negara-negara lain seperti Indonesia.

Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/akan dibuat versi manusia (Live Action, atau kadang disingkat sebagai L.A. di jepang), beberapa judul yang telah diangkat menjadi Live Action adalah Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no Kintaro, Cutie Honie, Casshern, DevilMan, Saigake!! Otokojuku dan lain lain [2]

Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake kembali secara internasional oleh produsen di luar negara Jepang, seperti Amerika, yang membuat film Live Action Dragon Ball versi Hollywood (20'th Century Fox)[3], dan kabarnya juga akan dibuat versi live action dari Death Note oleh pihak produser barat[4].

jenis manga

  • Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut kodomo (子供) — untuk anak-anak.
  • Manga yang khusus ditujukan untuk (Wanita) dewasa disebut josei (女性) (atau redikomi) — wanita.
  • Manga yang khusus ditujukan untuk dewasa disebut seinen (青年) — pria.
  • Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut shōjo (少女) — remaja perempuan.
  • Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut shōnen (少年) — remaja lelaki.

Banyak dari jenis-jenis ini juga berlaku untuk anime dan permainan komputer Jepang.

Dua penerbit manga terbesar di Jepang adalah Shogakukan (小学館) [1] dan Shueisha (集英社) [2].

Gaya penggambaran

Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakangnya hampir semua manga digambar serealistis mungkin, biarpun gambar karakternya benar-benar sederhana. Para mangaka menggambar sederhana khususnya pada bagian muka, dengan ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung sejumput. Ada juga gaya menggambar Lolicon maupun Shotacon.

Tidak semua manga digambarkan dengan sederhana. Beberapa mangaka menggunakan style yang realistis, walaupun dalam beberapa elemen masih bisa dikategorikan manga. Seperti contohnya Vagabond, karya Takehiko Inoue yang menonjolkan penggunaan arsir, proporsi seimbang dan setting yang realistis.[rujukan?] Tetap, Vagabond dikategorikan manga karena gaya penggambaran mata, serta beberapa bagian yang simpel. Manga juga biasa digambar dalam monochrome dan gradasinya yang biasa disebut tone.

Untuk komik jangka panjang atau yang memiliki ratusan volume, umumnya seiring dengan perkembangan waktu, para mangaka akan mengalami perubahan goresan yang cukup signifikan.[rujukan?] Contoh yang umum di Indonesia mungkin karaya Hojo Tsukasa yang dari Cat Eyes berubah menjadi seperti dalam City Hunter. Atau karya lain Ah ! My Goddess yang dimulai sejak 1988 dan sampai sekarang masih terus berjalan. One Piece and Naruto pun cukup berubah bila dibandingkan pada goresan volume volume awal.[rujukan?]

Doujinshi

Doujinshi adalah sebutan bagi manga yang dibuat oleh fans manga tersebut yang memiliki alur cerita atau ending yang berbeda dari manga aslinya. Para fans ini biasa mendistribusikannya dari tangan ke tangan, dijual secara indie di toko doujinshi, atau mengikuti konvensi akbar doujinshi yang biasa disebut Comiket. Disini dijual ribuan judul doujinshi tiap tahunnya. Pengunjungnya bisa mencapai 400.000 orang.

Doujinshi sendiri kadang menjadi batu loncatan seseorang/kelompok untuk menjadi mangaka. Ken Akamatsu (Love Hina, Negima) juga sering membuat dojin karyanya sendiri. Manga yang bertema hentai biasanya adalah dojin dari manga tertentu yang sudah terkenal. Biasanya karakter manga tersebut memang didesain untuk jadi "sasaran" para dojin-ka (sebutan bagi para pembuat dojin, sama seperi manga-ka).

Manga di Indonesia

Penerbit

Dua penerbit manga terbesar di Indonesia adalah Elex Media Komputindo dan m&c Comics yang merupakan bagian dari kelompok Gramedia. Sekitar tahun 2005, kelompok Gramedia juga telah menghadirkan Level Comics, yang lebih terfokus pada penerbitan manga-manga bergenre Seinen (dewasa).

Tedapat beberapa penerbit ilegal di Indonesia, namun tampaknya peredarannya hanya sebatas di wilayah kota kota besar, karena untuk beberapa daerah tidak ditemukan komik-komik jenis ini. Perbedaan yang mencolok dari penerbit ilegal ini, mereka tampak lebih terbuka terhadap sensor dibandingkan dengan manga terbitan Elex yang jauh lebih ketat dalam hal sensor. [5]

Format baca dan Kejanggalan

Aslinya bahasa Jepang biasanya ditulis dari kanan ke kiri, sehingga penggambaran manga dan ditulis dengan sistem seperti ini di Jepang, yang umum disebut sebagai istilahnya "raw" (mentah). Hal ini berbeda dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang biasa membaca dari kiri (atau sebagai patokan cover depan ada di bagian kiri) ke kanan. Sebelum tahun 2000-an, menyikapi masalah perbedaan budaya ini, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia gambar dan halamannya umumnya di-flip sehingga dapat dibaca dari kiri ke kanan. Hal ini menyebabkan sering terlihat tokoh tokoh dalam komik terlihat kidal (penggunaan tangan kiri yang dominan) dan sedikit aneh

DSCF6944.jpg
DSCF7613.jpg

Contoh halaman yang terjemahannya tidak sesuai dengan gambar

Untuk beberapa manga yang tidak mempermasalahkan keadaan terbalik ini, hal semacam ini tidak terlalu dipermasalahkan, namun kerancuan menjadi sangat mengganggu dalam terjemahan manga genre detektif seperti Detektif Conan, Q.E.D atau Detektif Kindaichi yang sering memberikan informasi/petunjuk yang sangat menyesatkan pembaca karena pada bagian cerita di bab depan tidak sesuai dengan hasil deduksi/kesimpulan dari tokoh utama maupun fakta yang tergambar dalam cerita. Bahkan dalam suatu buku cerita, kadangkala hanya satu panel yang dibalik (pada bagian deduksi) yang semakin memperparah inti cerita. (lihat gambar di samping)

Manga pertama yang mepertahankan format seperti format Jepang asli (raw) adalah Rurouni Kenshin. Selain itu, beberapa penulis komik seperti Takehiko Inoue yang menciptakan komik Slam Dunk tidak setuju karya mereka diubah begitu saja dan minta agar karya mereka dibiarkan dalam format aslinya (raw). Kini, manga-manga yang terbit di Indonesia biasanya sudah diterbitkan dalam format aslinya, terutama untuk pernerbit terbitan "LEVEL COMICS" semuannya sudah mengikuti format asli RAW Jepang, kecuali untuk beberapa judul dari penerbit "Elex Media Komputindo" yang sebagian ada yang telah mulai diterbitkan sebelum tahun 2000-an.

Beberapa judul (yang telah diterjemahkan / dikenal dalam bahasa Indonesia) yang telah memakai format baca ala jepang (raw) adalah :

Monster - Urasawa Naoki (1995)

Hoero Pen - SHIMAMOTO Kazuhiko (2002)

DAN DOH!! XI - SAKATA Nobuhiro & BANJO Daichi (2002)

YAMI NO AEGIS - NANATSUKI Kyouichi & FUJIWARA Yoshihide (2006)

C.M.B. - Shinra Hakubutstukan no Jiken Mokuroku - Motohiro Katou (2006)

Tekken Chinmi Legends - Takeshi Maekawa (2007)

A.S.(Animal Sense) - Takeshi Maekawa (2006)

Yotsubato! - Kiyohiko Azuma / Yotuba Sutazio (2007)

Karena banyaknya manga yang diterbitakan di Indonesia sejak dari zaman Doraemon, Candy Candy, maupun Kungfu Boy yang membanjiri pasar Indonesia yang berlangsung selama bertahun-tahun dengan distribusi yang cukup teratur sehingga menyebabkan manga terbitan Elex Media Komputindo sangat mudah diperoleh apabila dibandingkan dengan peredaran komik Eropa/Amerika yang relatif lebih susah dan lebih mahal, kecuali Donal Bebek yang masih bisa didapat secara teratur tiap minggunya.

Hal ini mengakibatkan terjadinya debat kusir pada proses pembentukan komik karya "Indonesia", karena secara tidak langsung banyak generasi komikus muda di Indonesia baik tanpa sadar maupun sadar, terpengaruh oleh gaya aliran Jepang (manga) ini. Hal ini pun masih diperdebatkan, namun mengingat dengan beberapa pengarang asal Korea dan Hong Kong yang memiliki goretan yang cukup mirip dengan manga Jepang, harusnya hal ini tidak dipermasalahkan.

Di Indonesia juga terdapat komunitas-komunitas penggemar manga dan anime. Biasanya mereka berkumpul dan berbagi dengan penggemar lain lewat internet atau berkumpul di suatu tempat. Para penggemar yang bertemu di internet/forum biasa mengadakan gathering (pertemuan) untuk saling berjumpa satu sama lain.

komunitas gambar cartoon

ayoo teman-teman bagi yang punya bakat dalam gambar ayo gabungjadi grup ini

Sebagaimana kita tahu bahwa Cosplay ternyata begitu populer. Bisa dibilang populer karena Cosplay terkenal sangat mirip dengan tokoh kartun dan lebih cantik aslinya tentunya :) Dengan dandanan yang cantik dan kebanyakan tampil seksi merupakan salah satu pesona yang membuat semua orang kagum dengan yang namanya Cosplay.Cosplay dan Sejarahnya

Cosplay itu apa sih?
Semua sudah tahu istilah Cosplay kan? Apa sih Cosplay itu? Hm.. tenang saja tidak berbau porno kok.

Sebenarnya, Cosplay adalah istilah bagi orang yang hobi berkostum ala karakter dalam film animasi, komik (manga) maupun video games. Berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Inggris Costum and Play. Pelakunya biasa disebut Cosplayer.

Sebenarnya sih, cosplay bersifat universial, tidak meski melulu karakter dari Jepang. Cuman yang paling populer di Indonesia ya Cosplayer Jepang. Penyebabnya bervariasi, bisa karena dominasi komik (manga) yang kebanyakan didominasi oleh komik Jepang.

Bagi penggemar film kartun, Naruto, One Piece dan Bleach adalah alasan utama. Bagi yang gemar bermain musik apakah ada? Oh tentu saja, musik Jepang pun juga tidak kalah bagusnya dengan musik dari negeri Barat.

Jika musik Barat kebanyakan adalah classic atau Rock, musik Jepang mempunyai ciri khas sendiri dengan ritme dan Chord scale yang unik. Contohnya saja JRock yang bisa dibilang band unik. Kembali lagi ke soal Cosplay. Sebenarnya banyak juga Cosplay Barat, namun menurut saya kurang cantik bagus dan sedap dipandang mata haha…

Cosplay Jepang entah kenapa kok kebanyakan hasilnya sangat memuaskan bahkan mendekati kemiripan toko asli dalam manga ataupun film kartun.

Mungkin karena si pembuat manga/film kartun itu menggambarkan wajah orang Jepang, jadinya kalo orang jepang yang meniru pasti cocokk. Bahkan ada seorang wanita Jepang yang memang bekerja sebagai Cosplayer dan pendesain kostum-kostum Cosplay sekaligus modelnya.

Simak saja gambar disamping atas, cantik dan keren bukan? Namanya Arisa Mizuhara yang merupakan Cosplayer sekaligus pencipta desain plus modelnya.

Sejarah Cosplay
Sejak paruh kedua tahun 1960-an, penggemar cerita dan film fiksi ilmiah di Amerika Serikat sering mengadakan konfeksi fiksi ilmiah.

Peserta konvensi mengenakan kostum seperti yang yang dikenakan tokoh-tokoh film fiksi ilmiah seperti Star Trek. Budaya Amerika Serikat sejak dulu mengenal bentuk-bentuk pesta topeng (masquerade) seperti dalam perayaan Haloween dan Paskah.

Tradisi penyelenggaraan konvensi fiksi ilmiah sampai ke Jepang pada dekade 1970-an dalam bentuk acara peragaan kostum (costume show).[2] Di Jepang, peragaan “cosplay” pertama kali dilangsungkan tahun 1978 di Ashinoko, Prefektur Kanagawa dalam bentuk pesta topeng konvensi fiksi ilmiah Nihon SF Taikai ke-17.

Kritikus fiksi ilmiah Mari Kotani menghadiri konvensi dengan mengenakan kostum seperti tokoh dalam gambar sampul cerita A Fighting Man of Mars karya Edgar Rice Burroughs. Tidak hanya Mari Kotani menghadiri Nihon SF Taikai sambil ber-cosplay. Direktur perusahaan animasi Gainax, Yasuhiro Takeda memakai kostum tokoh Star Wars.[2]

Pada waktu itu, peserta konvensi menyangka Mari Kotani mengenakan kostum tokoh manga Triton of the Sea karya Osamu Tezuka. Kotani sendiri tidak berusaha keras membantahnya, sehingga media massa sering menulis kostum Triton of the Sea sebagai kostum cosplay pertama yang dikenakan di Jepang.

Selanjutnya, kontes cosplay dijadikan acara tetap sejak Nihon SF Taikai ke-19 tahun 1980. Peserta mengenakan kostum Superman, Atom Boy, serta tokoh dalam Toki o Kakeru Sh?jo dan film Virus.[3] Selain di Comic Market, acara cosplay menjadi semakin sering diadakan dalam acara pameran d?jinshi dan pertemuan penggemar fiksi ilmiah di Jepang.

Majalah anime di Jepang sedikit demi sedikit mulai memuat berita tentang acara cosplay di pameran dan penjualan terbitan d?jinshi. Liputan besar-besaran pertama kali dilakukan majalah Fanroad edisi perdana bulan Agustus 1980. Edisi tersebut memuat berita khusus tentang munculnya kelompok anak muda yang disebut “Tominoko-zoku” ber-cosplay di kawasan Harajuku dengan mengenakan kostum baju bergerak Gundam.

Kelompok “Tominoko-zoku” dikabarkan muncul sebagai tandingan bagi Takenoko-zoku (kelompok anak muda berpakaian aneh yang waktu itu meramaikan kawasan Harajuku). Istilah “Tominoko-zoku” diambil dari nama sutradara film animasi Gundam, Yoshiyuki Tomino, dan sekaligus merupakan parodi dari istilah Takenoko-zoku.

Foto peserta cosplay yang menari-nari sambil mengenakan kostum robot Gundam juga ikut dimuat. Walaupun sebenarnya artikel tentang Tominoko-zoku hanya dimaksudkan untuk mencari sensasi, artikel tersebut berhasil menjadikan “cosplay” sebagai istilah umum di kalangan penggemar anime.

Sebelum istilah cosplay digunakan oleh media massa elektronik, asisten penyiar Minky Yasu sudah sering melakukan cosplay. Kostum tokoh Minky Momo sering dikenakan Minky Yasu dalam acara temu darat mami no RADI-karu communication yang disiarkan antara lain oleh Radio T?kai sejak tahun 1984. Selanjutnya, acara radio yang sama mulai mengadakan kontes cosplay. Dari tahun 1989 hingga 1995, di tv asahi ditayangkan ranking kostum cosplay yang sedang populer dalam acara Hanakin Data Land.Cosplay dan Sejarahnya

Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan. Pada waktu itu kebetulan tokoh Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten Tsubasa, orang sudah bisa “ber-cosplay“. Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer amatir (disebut kamera-koz?) yang senang memotret kegiatan cosplay.

Nah sudah tau kan apa itu Cosplay? Nah kalau di Indonesia (gambar kanan) Cosplay nya “seindah” Cosplay di Jepang, pasti banyak lahan pekerjaan baru.

oh iya teman-teman hari minggu nanti ada pameran gambar di jakarta di jalan kepatihan jangan sampai gak dateng ya..

komunitas gambar cartoon

Bagi teman-teman yang punya bakat dan jago membuat gambar ayo gabung aja 'di grup komunitas ini kamu bisa masukin gambar-gambar kamu dan juga bisa saling bertukar informasi di sini.
Pameran: Rentetan Sejarah Karikatur

Sejarah dapat ditelusuri dari berbagai sumber, media adalah salah satunya. Selain untuk mengomunikasikan pemikiran manusia, media merupakan alat perekam yang sangat efektif untuk mengingat berbagai peristiwa yang telah terjadi dalam kehidupan manusia.
Media karikatur adalah salah satunya. Merujuk Lenn Redman dalam bukunya How to Draw Caricatures", inti karikatur bukanlah pada pembelokan arti, melainkan lebih pada melebih-lebihkan sesuatu, terutama sesuatu yang menjadi sorotan atau pemberitaan. Redman juga menyarankan para pembuat karikatur untuk melebihkan sesuatu yang mendekati kebenaran, bukan malah membantah kebenaran.
Karikatur juga disebut sebagai "penumpukan bara di atas kepala sasaran". Penyindiran terhadap sesuatu dengan humor jenaka yang pahit. Si pembuat karikatur tidak bermaksud mengejek sasaran, namun juga membuka kedok sasaran karikaturnya, dan memperlihatkan pada khalayak apa yang ia anggap benar.
Pilihan ini yang membuat banyak karikaturis menghadapi konsekuensi yang tidak mengenakkan akibat karya mereka. Charles Philipon contohnya. Pemilik majalah La Caricature ini terpaksa berhadapan dengan pemerintah Louis-Phillippe dan membuatnya keluar masuk penjara. Di awal 1800-an di Prancis, majalah Philipon merupakan majalah pertama yang menggambarkan Louis-Philippe bagaikan sebuah pir. Perbandingan yang tepat untuk kepala sang raja dan perilaku seksualnya.
Simbol yang digambarkan Philipon ini dengan cepat menyebar dan diterima sebagai simbol yang universal untuk menggambarkan Louis-Philippe dan rezim kekuasaannya. Akibatnya, sebuah peraturan yang mengatur kebebasan pers disahkan yang kemudian melarang pemuatan karikatur politik di berbagai media.
Contoh lain adalah Thomas Nast. Di pertengahan abad ke-18 ia menjadi kartunis politik yang paling berpengaruh di Amerika. Thomas Nast berhasil menjatuhkan jaringan Boss Tweed dan mesin politik koruptor di New York Tammany Hall dengan karikaturnya. Hasil kreasi Nast yang paling terkenal adalah Santa Claus yang populer hingga saat ini.
Goresan gambar yang sederhana namun menarik, ditambah sedikit kata yang menyentil, ternyata bisa menjadi daya tarik untuk merunut sebuah sejarah. Daya tarik ini didukung oleh era pertumbuhan sosialisme dan emansipasi kaum pekerja. Mereka memperjuangkan hak pilih baik aktif maupun pasif, dan demi imbalan yang lebih adil dari kerja mereka. Pertumbuhan sosialisme ini yang juga mendorong majunya perkembangan karikatur sejak akhir abad ke-19 hingga kira-kira tahun 1940.
Runutan sejarah yang tertuang dalam karikatur politik yang menentang kapitalisme dan militerisme saat penjajahan Belanda di Indonesia, pernah dipamerkan Erasmus Huis dalam pameran Kartun Politik Tua pada Januari 2007. Sejumlah karikatur karya 10 kartunis Belanda yang dimuat harian Het Zondagsblad dan De Notenkraker selama tahun 1900-1936 serta De Vlam tahun 1945-1949 dipamerkan.
Het Zondagsblad (Suplemen Mingguan) adalah lampiran harian Het Volk (Harian Rakyat) yang penerbitannya diprakarsai pemimpin Sociaal Demokrarische Arbeiders Partij (SDAP) pada 1900. Het Zondagsblad baru mulai diterbitkan pada 1902 sebagai suplemen hari Minggu. Suplemen ini merupakan alat ampuh propaganda bagi SDAP. Pada edisi pertama (6 Juli 1902), redaksi menulis mereka "ingin menjadikan kaum yang buta jadi melihat dan yang tuli jadi mendengar".
Tahun 1907, terbitlah De Notenkraker sebagai pengganti Het Zondagsblad. Nomor perdananya terbit 5 Januari 1907 yang gambar depannya memuat karya Albert Hahn berjudul "Program Kita". Dalam karikatur itu Hahn menggambar boneka kayu bertopi phrygysch (lambang kebebasan) dengan mulut bergigi tajam tengah menerkam kepala seorang laki-laki berpakaian mentereng, sementara tuan-tuan bertopi tinggi (lambang kaum kapitalis dan golongan Kristen) lari tunggang-langgang. De Notenkraker sepanjang sejarahnya selalu berisikan karangan dan kisah-kisah satire, termasuk puisi dan iklan yang dibuat-buat, dan halaman depan yang selalu memuat karikatur.
Albert Hahn karikaturis produktif dan ahli gambar paling penting untuk majalah ini. Sampai akhir hayatnya (3 Agustus 1918) ia menyelesaikan hampir 800 gambar untuk halaman depan dan 2.800 gambar untuk bagian dalam majalah ini. Saat ia jatuh sakit (1909-1910) tak kurang dari 10 karikaturis dibutuhkan untuk menggantikannya, termasuk di antaranya Tjerk Bottema dan Leen Jordaan.
Karikatur-karikatur yang terbagi dalam kategori colonial capitalism, awakening, clericalism, dan others ini berusaha mengecam cara-cara yang dipakai Belanda dalam memapankan penindasan mereka di Indonesia. Terutama cara-cara militer yang dipakai saat menyerbu Aceh dan Bone. Kecaman ini tertera jelas dalam sebuah karikatur karya Leen dert Jordaan yang terbit 20 September 1926 mengenai pemberontakan di Jawa Barat. Karikatur itu menggambarkan seorang militer Belanda memegang cambuk dan menginjak seorang pribumi (orang Indonesia). Dalam karikatur tersebut tertera: "Bijaksanalah - kejahatan tak dapat dilenyapkan dengan cambuk... Malah kian merasukinya".
Selain mengecam kekerasan dan penindasan Belanda, para kartunis ini juga mengecam para misionaris yang membawa misi kristenisasi di Indonesia. Salah satunya terlihat dalam sebuah karikatur yang terbit 17 Januari 1914. Karikatur tersebut berisi kalimat: "We, with our culture, stand on higher ground than Islam which is merely produce crafts. Therefore, to achieve higher culture we must import it".
Sejarah yang termuat secara kronologis ini sangat berharga dan dapat menjadi bagian dari sumber pelajaran sejarah di sekolah yang selama ini sangat terbatas. Dari karikatur, selain terhibur, kita bisa belajar banyak hal untuk membuka cakrawala pemikiran' jadi bagi yang merasa berbakat maka kembangkanah bakat yang kamu miliki itu